Pengaruh Penambahan MSG pada Makanan terhadap Sistem Reproduksi

oleh: Kelompok 40

Arindita Kautsara Muharami (478938), Birgitta Maria Widya Setiyani (480312), dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra (474328)

Tuntutan terhadap makanan yang rasanya enak mengakibatkan pemakaian bahan penyedap yang semakin meningkat. Jenis penyedap rasa ada dua macam yaitu, penyedap alami dan penyedap sintesis. Penyedap rasa sintesis yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia adalah Monosodium Glutamat (MSG). Food Additive Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) mengelompokkan MSG sebagai food additive atau Bahan Tambahan Pangan (BTP) dengan Acceptable Daily Intake (ADI) sebesar 120 mg/kg berat badan/hari.


Kapan konsumsi MSG dikatakan berlebihan?

Gambar MSG

Sumber: https://blog.uvahealth.com 


Menurut Sarah (2011), MSG yang terkandung dalam makanan jika dikonsumsi berlebih akan menimbulkan penumpukkan zat kimia berbahaya dan berakibat pada kerusakan sel-sel jaringan otak. Efek MSG tersebut akan semakin kuat jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dengan dosis yang tinggi. Contoh makanan dengan kandungan MSG yang tinggi adalah mi rebus dan mi goreng. Dalam satu porsi mi rebus terkandung 2.250 - 2.780 mg MSG, sedangkan dalam satu porsi mi goreng terkandung 2.900 - 3.400 mg MSG. 

Banyak batasan yang telah ditetapkan mengenai penggunaan MSG agar efeknya tidak berbahaya bagi tubuh. Menurut Food Additive Organizatian (FAO) dan World Health Organization (WHO), batas aman konsumsi MSG ialah 120 mg/kg BB/hari, sedangkan menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, batas aman konsumsi MSG ialah 2.000 mg/hari. Menurut Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB), batas aman konsumsi MSG ialah 500 - 2500 mg/hari. Dalam laporan FASEB, seseorang yang tidak toleransi terhadap MSG, tetapi mengonsumsinya lebih dari 3000 mg/hari akan mengalami gejala yang disebut sindrom kompleks MSG. Sindrom ini ditandai dengan rasa terbakar pada area leher belakang, tangan, dan dada, rasa kaku pada wajah, nyeri dada, mual, dan rasa kantuk (Efrizal, 2021; FDA dalam Elpiana, 2011 dalam Sulastri, 2017).


Bagaimana efek konsumsi MSG yang berlebihan bagi tubuh?

Gambar Asam glutamat & Monosodium glutamat

Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Monosodium_glutamate 


Menurut Nurhayati (2014), komposisi senyawa MSG, antara lain 78% glutamat, 12% garam sodium, dan 10% air. Rasa gurih pada makanan yang mengandung MSG berasal dari senyawa glutamat dan garam sodiumnya. Glutamat dalam MSG merupakan asam amino non esensial yang sangat larut dalam air dan tidak terikat pada molekul protein. Tidak terikatnya dengan molekul protein membuat glutamat menjadi substansi kimia bebas yang tidak stabil dan dapat menimbulkan kerusakan pada substansi lain yang ditempelinya (Togatorop et al., 2016). Substansi ini dikenal dengan sebutan radikal bebas.

 MSG yang meningkat di dalam tubuh menyebabkan metabolisme sel meningkat sehingga memicu dihasilkannya radikal bebas yang disebut Reactive Oxygen Species (ROS). Peningkatan ROS akan memicu stress oksidatif yang selanjutnya menyebabkan kerusakan pada hipotalamus. Kerusakan ini akan menekan Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH) yang dihasilkan dari kelenjar hipofisis.


Bagaimana mekanisme kerusakan pada sistem reproduksi laki-laki akibat konsumsi MSG yang berlebihan?

Gambar Mekanisme perubahan testis yang diinduksi MSG

Sumber: Monosodium Glutamate (MSG)-induced male Reproductive Dysfunction: a Mini Review, 2020


Kadar glutamat dalam otak jika terlalu tinggi akan ditransfer kembali ke dalam sel-sel glia yang mengelilingi sel saraf (neuron). Sel-sel tersebut akan mengalami kematian apabila neuron terpapar glutamat dalam jumlah yang besar. Glutamat membuka Ca2+ channel neuron sehingga Ca2+ masuk ke dalam sel. Kadar glutamat yang berlebih membuat Ca2+ channel tetap terbuka sehingga reaksi kimia meningkat (Nurhayati, 2014). Reaksi tersebut memicu kerusakan sel-sel yang memiliki reseptor glutamat yang ditemukan di berbagai organ dan jaringan, seperti kelenjar endokrin, hipotalamus, timus, ovarium, hati, ginjal, dan testis.

Pada laki-laki, kerusakan pada sel yang memiliki reseptor glutamat akibat paparan MSG dalam jumlah besar menyebabkan perubahan spermatogenik, kerusakan oksidatif, perubahan histologis, dan ketidakseimbangan gonadotropin yang berujung pada kelainan pada reproduksi laki-laki (Kayode et al., 2020)


Bagaimana MSG memengaruhi hormon reproduksi?

Gambar bagian hipotalamus

Sumber: http://ritaelfianis.com


Otak dilindungi oleh Blood Brain Barrier yang fungsinya mencegah adanya kelebihan glutamat di otak, tetapi ada beberapa tempat di otak yang tidak bisa dilindungi, seperti nucleus arcuatus dan nucleus ventromedial di hipotalamus. Apabila kedua nucleus tersebut rusak karena MSG yang berlebihan maka akan berakibat turunnya sekresi GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone). Hal ini memengaruhi hipofisis anterior dalam menyekresi hormon-hormon gonadotropin yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) menjadi turun. 

FSH dan LH bekerja merangsang perkembangan testis. Pada organ reproduksi laki-laki, FSH bekerja untuk memengaruhi tubulus seminiferus dan sel sertoli. Berat testis yang turun menyebabkan susutnya tubulus seminiferus yang berfungsi sebagai tempat utama proses spermatogenesis yang menghasilkan spermatozoa. Sel sertoli berfungsi dalam proses pembentukan ABP (Androgen Binding Protein). ABP berfungsi sebagai reseptor untuk mengikat testosteron bebas dalam darah untuk proses spermatogenesis, sedangkan LH pada sel leydig berfungsi menghasilkan hormon testosteron. Jika hormon testosteron yang berfungsi dalam proses spermatogenesis ini menurun dapat terjadi infertilitas. Pengaruh MSG ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Nurhayati (2008) terhadap tikus jantan mengatakan bahwa pemberian MSG dengan kadar yang tinggi mengakibatkan menurunnya sekresi LH, FSH, dan kadar hormon testosteron. 

Pemberian MSG dengan kadar yang tinggi juga memengaruhi organ reproduksi perempuan. Menurut Wijayati et al. (2019), pemberian MSG akan memengaruhi perkembangan folikel. Selain itu, pemberian MSG dapat menghambat produksi hormon FSH dan LH. Gangguan pada kedua hormon tersebut akan memengaruhi struktur histologis ovarium dan degenerasi ovum.


Bagaimana cara menekan efek MSG?

Efek MSG berupa radikal bebas di dalam tubuh dapat dinetralisasi oleh antioksidan. Antioksidan dapat berasal dari tubuh sendiri dan dapat berasal dari luar, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan. Menurut Togarop et al. (2016), tomat mengandung antioksidan yang baik untuk mengatasi radikal bebas dalam tubuh, seperti likopen, vitamin C, dan vitamin A. Likopen mengurangi radikal bebas dengan melepaskan satu elektronnya untuk berikatan radikal bebas sehingga dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi dalam tubuh, sedangkan vitamin A dan vitamin C berperan sebagai antioksidan dengan menangkal radikal bebas.

Menurut Fatmaningrum (2019), kecambah kacang hijau sebagai antioksidan mampu untuk menekan efek MSG terhadap kadar FSH dan hormon estrogen. Kacang hijau mengandung vitamin C dan vitamin E yang berperan sebagai antioksidan yang akan menghambat stress oksidatif yang timbul akibat konsumsi MSG berlebihan. Selanjutnya kadar hormon reproduksi yang optimal akan dapat mengoptimalkan fungsi organ reproduksi.


Kesimpulan

Konsumsi makanan yang mengandung MSG secara berlebihan akan memicu timbulnya radikal bebas yang dapat mengakibatkan kerusakan pada hormon reproduksi. Efek negatif dari MSG dapat kita tekan dengan mengonsumsi bahan makanan yang kaya akan antioksidan untuk melawan radikal bebas. Antioksidan bisa didapatkan dari makanan atau minuman, seperti tomat, kacang hijau, teh hijau, jambu biji, dan lain-lain.


Referensi

Efrizal, W., 2021. Perilaku Konsumsi Mie Instan Pada Remaja. Citra Delima: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung, 4(2), pp.21-27.

Fatmaningrum, W. & Ningtyas, W.S., 2019. Mung Bean Sprout Extract Suppresses Monosodium Glutamate (MSG) Effect on The Reproductive Hormones (FSH and Estrogen) in Female Wistar Rats. Majalah Obstetri & Ginekologi, 27(1), pp.24-27.

Kayode, O.T., Rotimi, D.E., Kayode, A.A., Olaolu, T.D. & Adeyemi, O.S., 2020. Monosodium Glutamate (MSG)-induced Male Reproductive Dysfunction: a Mini Review. Toxics, 8(1), pp.7.

Nurhayati, N., 2014. Pengaruh Monosodium Glutamate (MSG) terhadap Jumlah dan Morfologi Spermatozoa Tikus Jantan Dewasa (Rattus Norvegicus). JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang), 2(14).

Sulastri, S., 2017. Analisis Kadar Monosodium Glutamat (MSG) pada Bumbu Mie Instan yang Diperjualbelikan di Koperasi Wisata Universitas Indonesia Timur. Jurnal Media Laboran, 7(1), pp.5-9.

Togatorop, D., Pasiak, T.F., Wongkar, D. & Kaseke, M.M., 2016. Gambaran Histologik Ginjal Tikus Wistar yang Diberikan Jus Tomat Setelah Diinduksi dengan Monosodium Glutamat. Jurnal e-Biomedik (eBm), 4(2).

Wijayanti, E., Nurseta, T. & Norahmawati, E., 2019. Pengaruh Ekstrak Maserasi Teh Hijau terhadap Apoptosis Sel Granulosa Folikel Ovarium pada Rattus norvegicus yang Dipajan MSG. MMJ (Mahakam Midwifery Journal), 4(1), pp.348-360.


Komentar

  1. Saya ingin bertanya. Misal bb saya 45kg, berarti konsumsi msg maksimalnya 120mg x 45 = 5400mg. Satu porsi mie instan mengandung sekitar 2500mg, kalau dalam sehari saya mengonsumsi 2 porsi mie instan dan tidak makan makanan lain, berarti masih memenuhi batas aman ya? Terimakasih atas jawabannya^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, Salma! Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca artikel ini dan sudah memberikan pertanyaan. Kalau dalam sehari kamu makan 2 porsi mie instan masih bisa ditoleransi, tetapi apakah kamu yakin makanan yang kamu makan selain mie tidak mengandung MSG?^^ Kalau dari kami menyarankan, alangkah baiknya kamu makan mie seminggu sekali saja disertai makan makanan yang kaya akan antioksidan seperti tomat, kacang hijau, teh hijau, jambu biji, dan lain-lain.
      Semoga jawaban ini membantu yaa :)

      Hapus
  2. saya ingin bertanya, berarti mengonsumsi satu bungkus mi instant saja sudah melebihi batas aman konsumsi yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, anonim! Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca artikel ini dan sudah memberikan pertanyaan. Sesuai artikel yang telah kami cari memang menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, batas amannya 2000 mg/hari^^

      Hapus
  3. Wah sangat bermanfaat, jadi lebih aware sama MSG dan efek-efeknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca artikel ini dan sudah memberikan pertanyaan.

      Hapus

Posting Komentar